Saturday, January 29, 2011

Memories of Love (Part 1)

Rani termenung di depan laptopnya, memandangi deretan foto mesra dirinya dengan seorang lelaki yang telah ia kenal selama 2, 5 tahun, lelaki inilah yang telah mengenalkannya akan arti kesetiaan, cinta tulus dan kejujuran semenjak mereka berikrar untuk menjadi sepasang kekasih. Lelaki itu bernama Darren...

Masih sangat segar di ingatan Rani bagaimana kisah cintanya bersama Darren dimulai, semuanya bagaikan potongan-potongan gambar yang terangkai satu sama lain di dalam otaknya, didalam hatinya...

02 September 2008

Hari ini adalah hari pertama ospek fakultas, Rani yang notabene adalah mahasiswi baru mau tidak mau harus menjalankan kewajiban nya walaupun dengan setengah hati. Bukan berarti Rani adalah cewek pemalas, namun ia merasa saat tidak percaya diri untuk ikut ospek dengan kondisinya saat ini. Rani mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki kirinya mengalami patah tulang dan terpaksa harus menggunakan tongkat kemana-mana.

Rani mendengus kesal ketika turun dari mobil yang mengantarnya menuju gerbang fakultas. Dalam hatinya ia merasa iri sekali melihat mahasiswi lain yang bisa memakai memakai sepatu pantofel, sedangkan ia harus memakai sandal gunung karena kakinya menjadi bengkak semenjak mengikuti pengobatan alternatif agar tulang kakinya lebih cepat tersambung.

Perjuangan Rani menuju ruangan ospek begitu berat. Ia hanya bisa mengandalkan kaki kanannya sebagai tumpuan utama ditambah lagi dengan keadaan jalan setapak menuju ruangan ospek yang mendaki membuat Rani begitu kelelahan dan bercucuran keringat ketika akhirnya sampai di pintu ruangan. 

SYOK! itu yang dirasakan Rani saat melihat pemandangan di sekelilingnya. Ia tidak menyangka akan sebanyak ini orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Aku ingin pulang!" jerit Rani dalam hati. 

Sungguh ia tidak siap menghadapi tatapan tiap orang padanya. Namun keinginannya untuk kabur terpaksa harus dikubur dalam-dalam sebab kakak panitia ospek terlanjur melihatnya dan menuntun Rani untuk duduk di salah satu kursi di depan ruangan. Rani ingin menolak untuk duduk di kursi, ia ingin duduk lesehan di lantai bersama teman-teman 1 jurusannya, tapi kakak itu menolak dengan tegas dengan alasan kaki Rani yang patah bisa tertendang teman yang lain. Rani hanya bisa menghela napas panjang dan berusaha duduk manis di kursi yang akan menemaninya melalui hari ini.

Kegiatan ospek hari pertama berjalan begitu menjemukan, hanya diisi dengan ceramah-ceramah dari petinggi fakultas. Rani hanya bisa menghabiskan waktu dengan mencorat-coret notes di depannya sambil menunggu waktu makan siang tiba, bukan karena ia kelaparan berhubung Rani juga sedang berpuasa, tetapi karena dia sudah pegal duduk di kursi kayu itu dan kakinya sakit karena terlalu lama dibiarkan tergantung. Rani juga mulai jengah dengan mahasiswa yang duduk di sekelilingnya, daritadi mereka tidak berhenti mengoceh menanyakan sebab Rani bisa patah tulang. Mungkin 1-2 pertanyaan masih dijawab Rani dengan ramah, namun lama-kelamaan Rani mulai melihat gelagat lain dari cowok-cowok ini, mereka bukannya simpati dengan keadaaan Rani, tetapi mereka tidak lebih dari berusaha untuk mencari perhatian Rani. 

Rani malas sekali untuk berhubungan dengan yang namanya COWOK! at least, karena ia baru saja mengalami brokenheart tingkat tinggi. Bagaimana tidak, cowok yang ia pacari di bangku SMA, meninggalkannya tiba-tiba tanpa sebab yang pasti padahal hubungan mereka baik-baik saja, sampai akhirnya berhembus rumor kalau mantannya minta putus karena terpincut sahabat ceweknya sendiri. Sakit hati yang dirasakan Rani berlipat ganda, karena ia merasa ia adalah cewek terbodoh di dunia karena bisa-bisanya dikhianati oleh cowok sebanyak 2x. Oleh karena itu Rani beranggapan semua cowok sama saja, BUAYA!

"Baiklah demikian yang bisa disampaikan kepada adik-adik mahasiswa, acara selanjutnya adalah makan siang. Tolong jangan lupa diisi buku biodata mahasiswanya......" adalah kalimat yang diucapkan oleh pembicara terakhir menutup sesi ceramahnya.

"Fiuh...syukurlah." ucap Rani kegirangan. Rani akhirnya bisa menghirup udara bebas sejenak sambil melihat teman-teman lainnya menyantap makan siang.

Tak terasa waktu makan siang selesai dan seluruh peserta ospek telah kembali ke ruangan. Kali ini Rani diijinkan untuk duduk di lantai bersama teman-teman sejurusannya dengan alasan agar Rani dapat berkenalan dengan mereka. Rani senang sekali, duduk sendirian di kursi membuatnya tidak punya kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang yang akan menjadi teman sekelasnya selama 4 tahun ke depan. Rani begitu bersemangat mengenalkan dirinya, ia berharap dapat menemukan sahabat seperti di SMA. 

Rani memandang sekelilingnya, ia merasa telah berkenalan dengan sebagian besar teman-temannya, sampai akhirnya pandangan nya jatuh kepada seseorang yang duduk di barisan dibelakangnya. Cowok itu sepertinya cowok pendiam, hal itu terlihat dari gerak-geriknya yang hanya berbicara dengan teman cowok di sebelahnya dan kemudian kembali tenang mengikuti ceramah. Rani ragu untuk mengajak berkenalan duluan, tapi ntah mengapa ia merasakan sesuatu yang lain. Rani merasa cowok ini memiliki aura yang begitu menenangkan dan dewasa, apalagi penampilan cowok ini yang berkacamata menambah simpati Rani. Akhirnya Rani memutuskan menyapanya duluan,

"Hai, kenalin aku Rani. Anak farmasi juga, nama kamu sapa?" Sapa Rani sambil mengulurkan tangan.

Cwok itu memandangnya heran dan kemudian menyambut uluran tangan Rani sambil menjawab dengan singkat,

"Aku Darren..."

(to be continued)

2 comments:

Dwija Bawa Temaja said...

keren.... mantep chuy hehehehe
lagi donk buat lanjutannya hehehehe

LittLeBee said...

bayar donk sayang...hihihi..
makasi cinta...^0^

Post a Comment